Sikap Politik PEMBEBASAN--Solidaritas dan dukungan penuh terhadap perjuangan rakyat Urut Sewu-Kebumen dalam melawan tentara dan mempertahankan tanah.
>> Sabtu, 25 Agustus 2012
Sikap Politik
Solidaritas dan dukungan penuh terhadap perjuangan rakyat dalam Forum Paguyuban Petani Kebumen Selatan (FPPKS) di Urutsewu Desa Setro Jenar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen Jawa Tengah.
Bersatulah rakyat!
Hancurkan militerisme, Bubarkan komando teritorial,
Gulingkan pemerintahan agen imperialis SBY-Boediono !
Peristiwa penembakan petani/rakyat yang dilakukan
aparat TNI/Polisi-Brimob bukan baru kali ini terjadi, sudah seringkali
arogansi dan keserakahan militer mengakibatkan jatuhnya korban di pihak
warga/petani. Arogan, congkak, serakah, sok jago dan berkuasa atas nyawa
dengan menenteng senjata, itulah wajah militer saat ini. Perseteruan
antara warga Urut Sewu dan tentara/militer pun bukan kali ini saja.
Perseteruan yang disebabkan oleh klaim palsu dari pihak TNI-AD atas
tanah warga Urut Sewu yang dijadikan sebagai area latihan perang telah
beberapa kali merugikan warga. Tanah warga yang ditanami berbagai
komoditi tanaman pangan menjadi rusak akibat dipakainya tanah produktif
tersebut untuk latihan perang. Bahkan, pada tahun 1987, beberapa anak
kehilangan nyawa akibat meledaknya sisa-sisa bom yang tergeletak di atas
tanah warga.
Selain itu, kerugian petani juga dikarenakan setiap
pelaksanaan latihan dan ujicoba senjata, selalu disertai larangan petani
dan nelayan untuk bekerja. Di kawasan ini petani lahan pesisir banyak
membudi-dayakan tanaman holtikultura yang membutuhkan perawatan
rutin dan intensif.
Insiden kekerasan di Urutsewu Desa Setro Jenar,
Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen Jawa Tengah yang melibatkan
TNI AD dari Dinas Penelitian dan Pengembangan (DISLITBANG TNI AD) Setro
Jenar pada hari ini Sabtu 16 April 2011 Pukul 14.00 Wib, semakin
menambah panjang daftar kejahatan tentara (kekerasan bersenjata) dalam
kasus-kasus konflik agraria yang melibatkan militer setelah Orde Baru.
Kepentingan modal (neoliberal) dan tentara vs rakyat
Urut Sewu.
Munculnya Eksploitasi Tambang Pasir Besi.
Hal di atas adalah fakta terbaru selain sengketa lahan
warga dan tentara (yang didukung pemerintah).
"Di kawasan pertanian dan pariwisata tradisional
bakal dijadikan areal pertambangan pasir besi. Ironisnya,
kawasan yang semula dialokasikan untuk kawasan Hankam juga diassetkan
sebagai bagian dari areal pertambangan pasir besi Mirit, Kebumen.
Perkembangan terakhir yang paling mengejutkan paska dikeluarkannya Ijin
Usaha Pertambangan No.503/001/KEP/2011oleh KPPT Kab. Kebumen adalah
lolos dan disetujuinya AMDAL yang di semua tahapannya tidak
partisipatif. Apa makna dari semua ini? Kenapa TNI-AD juga menyertakan
317,48 Ha “tanah TNI-AD” (yang sejatinya bukan hak pemilikan TNI-AD)
dari 591,07 Ha kebutuhan cadangan produksi dengan total kebutuhan 984,79
Ha (semula1.000,97 Ha) PT. MNC Jakarta. Komisaris utama korporasi
penambang pasir besi ini juga seorang yang berasal dari kesatuan
tentara. Artinya, usaha eksploitasi pasir besi di pesisir UrutSewu ini,
tak lain adalah kepentingan dan bisnis “klan” tentara". (Sumber:
dari selebaran yang dikeluarkan oleh Forum Paguyuban Petani Kebumen
Selatan).
Sabotase tanah oleh rezim dari tahun ke tahun selalu
membangkitkan perlawanan kaum tani Indonesia. Para petani sering dipaksa
berhadap-hadapan dengan penguasa tanah (modal asing dan lokal), sebut
saja PTPN, dll. Selain itu, seringkali juga para petani berhadapan
dengan tentara, baik tentara itu sebagai penjaga modal maupun
sebagai penguasa tanah itu sendiri.
Di tempat-tempat lain, kasus sengketa tanah antara
kolaborasi negara-pengusaha-tentara versus rakyat banyak terjadi, dan
rakyat miskin pasti menjadi korban. Mulai dari Wanosobo, Garut, Cianjur,
Tasikmalaya, Bulukumba, Muko-muko, Labuhan Batu, Porsea, Luwu,
Mangarai, Lombok Tengah, Halmahera dan Bayuwangi, semuanya menunjukkan
bahwa pola-pola militeristik-lah yang digunakan untuk meloloskan
kepentingan modal. Di tengah kepemilikan lahan yang rata-rata saat ini
hanya 0.5 Ha untuk produksi pangan dan pertanian, fakta ini akan
memperparah produktivitas pangan di masa yang akan datang serta
berimplikasi buruk terhadap kedaulatan pangan rakyat.
Liberalisasi dan kehancuran tenaga produktif rakyat.
Semakin masifnya liberalisasi pertanahan dimulai pascaNational
Summit 2009 dan semakin kuat dengan adanya dokumenTechnical
Assistance ADB (Asian Development Bank) yang secara tehnis
mengatur penyusunan RUU Pertanahan dan PP Reforma Agraria oleh BPN, dan
ini menjadi proyek besarnya ADB dan World Bank. Proyek itu bernama
LMPDP (Land Management and Policy Development Project/
Pengelolaan Tanah dan Proyek Pengembangan Kebijakan). Prosesnya sudah
dimulai sejak tahun 2005 lalu, BPN sebagai eksekutor proyek telah
menerima dana dari ADB sebesar 500.000 US$ dari total biaya proyek
sebesar 625.000 US$.
Persoalan-persoalan di atas memang tidak akan bisa
dimenangkan rakyat tanpa adanya gagasan penyatuan perlawanan dari
seluruh unsur rakyat untuk menjatuhkan pemerintahan agen imperialisme
SBY-Boediono, beserta tentara-tentara penjaga modalnya (kekuatan
militer). Dari situasi di atas, kami dari Pusat Perjuangan
Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional (PEMBEBASAN) mengecam keras
tindakan represif tentara terhadap warga Setro Jenar sehingga
mengakibatkan jatuhnya korban dari pihak warga. Untuk itu kami menuntut:
1. Kembalikan tanah warga dan berikan hak sepenuhnya
warga untuk mengolah tanah.
2. Hentikan aktifitas latihan perang TNI-AD Setro
Jenar, Kebumen.
3. Seret, tangkap, adili dan penjarakan aparat pelaku
kekerasan beserta perwira-perwira tingginya.
4. Berikan tanah, modal dan tehnologi pertanian yang
modern dan massal bagi petani.
5. Bubarkan komando teritorial tentara.
6. Gulingkan pemerintahan agen imperialis SBY-Boediono.
Dalam memenangkan tuntutan-tuntutan rakyat di atas,
persatuan adalah hal yang tidak bisa dihindarkan. Solidaritas antar
gerakan rakyat, persatuan perlawanan dan dukungan rakyat luas adalah
kunci kemenangan bagi perjuangan rakyat miskin.
Bersatu, dan teruslah berjuang warga Urut Sewu, Setro
Jenar, Kebumen.
Salam juang!
Semoga Berkobar!
Jakarta, 18 April 2011
Pusat Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional
(PEMBEBASAN)
Ketua Umum
Mutiara Ika
Sekjend
Sutrisno Bandu
0 komentar:
Posting Komentar