Dasar-Dasar Teori Ekonomi-Politik
>> Sabtu, 25 Agustus 2012
I. Pengantar
Produksi
Materi (Barang-barang) Kebutuhan Merupakan Basis dari Kehidupan Sosial
Banyak
pendapat mengenai siapa/apa yang menyebabkan adanya perkembangan
masyarakat.
Seorang agamawan misalnya, mengatakan perkembangan masyarakat itu
adalah takdir Tuhan. Tapi, ilmu
pengetahuan dan praktek membuktikan bahwa tidak ada kekuatan
supranatural yang
mendorong perkembangan masyarakat. Sementara para ilmuwan borjuis
berpendapat
bahwa perkembangan sosial tergantung pada lingkungan alam, yakni kondisi
alam
semisal iklim, tanah, mineral, dan lain-lain. Memang benar bahwa kondisi
alam
memang salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan masyarakat, tapi
itu tidak menentukan. Sebagai bukti, selama
300 tahun telah terjadi suksesi (pergantian) sistem sosial di Eropa
Barat dan
bahkan terjadi empat kali di Eropa Tengah dan Timur; namun selama
periode
tersebut kondisi alam di Eropa belum
pernah mengalami perubahan sama sekali. Beberapa orang berpendapat bahwa
arah
perkembangan sejarah hanya tergantung pada kehendak para tokoh negarawan
yang
ada, para jenderal dan sebagainya. Kenyataannya, sebaliknya, para
tokoh-tokoh
bisa mendukung ataupun menghambat suatu perubahan, namun mereka tak
mampu
menentukan arah sejarah.
Lalu
apa yang menentukan perkembangan masyarakat?
Jawabnya: “Dalam rangka mempertahankan hidup, orang harus makan dan
berpakaian, memiliki rumah dan barang-barang lain sebagai sarana hidup.
Untuk
memilikinya, orang harus berproduksi, artinya
harus bekerja. Masyarakat manapun akan punah jika tidak mau
memproduksi
barang kebutuhan. Oleh karenanya, produksi
barang kebutuhan adalah basis kehidupan dan perkembangan masyarakat.
Yang
dimaksud dengan produksi barang kebutuhan adalah: proses
menghasilkan barang-barang
kebutuhan yang memasukkan (menggunakan, menggabungkan) tenaga kerja
(labour),
faktor-faktor kerja (mean of labour), dan obyek kerja (object of labour)
.
Tenaga kerja (labour) = tindakan yang
mempunyai
tujuan yang dilakukan oleh manusia yang diarahkan untuk menghasilkan
barang kebutuhan. Proses
produksi tidak cukup jika tanpa alat-alat kerja.
Faktor
kerja (means of labour) = semua barang yang dengan bantuan tindakan
manusia
terhadap suatu benda/obyek kerja dan merubahnya. Faktor-faktor
kerja meliputi : mesin dan perlengkapan, peralatan, bangunan,
fasilitan transportasi,
saluran air, jaringan listrik, dll. Tanah
adalah merupakan alat produksi yang universal. Instrumen
produksi memainkan
peran yang paling menentukan dibandingkan dengan diantara
faktor-faktor
produksi yang lain. Kemampuan manusia mempengaruhi alam
tergantung pada
instrumen (peralatan) yang ia gunakan. Manusia primitif menggunakan batu
dan
tongkat sebagai alat produksinya, oleh karenanya mereka sangat tidak
berdaya
dihadapan alam. Manusia modern bekerja dengan bantuan mesin, dan
kekuasaannya
terhadap alam meningkat terus. Oleh karenanya, dapat disimpulkan
bahwa : epos ekonomi dibeda-bedakan tidak dari apa yang
diproduksi tetapi dari instrumen
apa yang digunakan untuk berproduksi.
Dengan
instrumen produksi mereka, orang berbuat terhadap obyek kerja (objects
of labour). Obyek kerja = segala sesuatu yang
menggunakan tenaga kerja manusia.Dan karena tenaga kerja digunakan
terhadap
alam yang mengelilingi kita, alam itu sendiri (tanah dan segala hal di
atas
bumi ini) adalah merupakan obyek kerja yang universal. Semua obyek kerja
primer
disediakan oleh alam. Manusia harus menyesuaikan diri terhadap obyek
kerja yang
disediakan alam tersebut.
Tenaga
Produksi dan Hubungan Produksi
Faktor
kerja (menas of labour) dan obyek
kerja (objects of labour)
secara bersama-sama membentuk faktor
produksi (means of production). Tetapi, faktor-faktor produksi
itu
sendiri tidak tak mampu menghasilkan barang-barang kebutuhan. Peralatan
mesin
yang paling canggih sekalipun tak bisa jalan tanpa ada orang-orang yang
mengoperasikannya. Tanpa buruh, pabrik hanyalah rumah-rumah
hantu, mesin hanyalah rongsokan tak berguna dan uang
hanyalah sekumpulan angka, begitu kata seniman Wiji Thukul. Karena itu,
faktor yang paling menentukan dalam semua aktivitas produksi
adalah manusia itu sendiri,
tenaga kerjanya.
Produksi
selalu mempunya dua aspek: kekuatan produktif (productive forces)
dan hubungan
produksi (relation of production). Kekuatan
produktif meliputi faktor-faktor produksi
yang dibuat oleh masyarakat dan peralatan-peralatan kerja, dan juga
orang-orang yang memproduksi barang kebutuhan tersebut. Mengapa
orang-orang
masuk di sini karena pengetahuan mereka, pengalaman dan keahlian mereka,
yang
mengembangkan alat-alat produksi, yang
meningkatkan alat-alat tersebut, mengembangkan mesin-mesin.
Tetapi
orang memproduksi barang-barang kebutuhan tidak dengan bekerja
sendiri-sendiri,
tetapi bekerja bersama-sama dalam kelompok, secara sosial, atau secara
kolektif.
Sebagai contoh adalah pabrik sepatu. Berapa banyak orang yang bekerja di
sana,
hanya untuk membuat satu macam komoditas
alas kaki? Akibatnya, proses
memproduksi barang-barang kebutuhan menghubungkan orang-orang menjadi
bersama-sama, membuat tergantung satu sama lainnya, dan mengharuskan ada
hubungan satu-sama lainnya.
Hubungan antara
orang-orang dalam proses produksi, distribusi dan pertukaran barang
kebutuhan
disebut hubungan produksi atau hubungan ekonomi. Hubungan
produksi bisa berbentuk co-operasi dan saling membantu diantara
orang-orang
yang bebas dari penghisapan, atau
bisa merupakan suatu bentuk penghisapan
oleh manusia terhadap manusia yang lainnya.
Ini tergantung siapa yang memiliki faktor-faktor produksi
(tanah dan
mineral, hutan, pabrik-pabrik dan workshop, alat-alat kerja, dan
sebagaianya). Jika faktor-faktor produksi dimiliki oleh
swasta/pribadi, tidak dimiliki oleh seluruh masyarakat tetapi oleh
individu
secara sendiri-sendiri, kelompok sosial tertentu atau kelas sosial
tertentu,
hubungan produksi tersebut akan melahirkan penghisapan oleh manusia satu
terhadap manusia yang lainnya, menghasilkan dominasi dan sub-ordinasi.
Ini
karena, para buruh dibawah sistem kapitalisme telah dirampas
kepemilikannya
atas faktor-faktor produksi sehingga mereka harus bekerja untuk
kapitalis. Dalam
sistem ekonomi sosialisme, faktor-faktor produksi menjadi milik sosial
(milik
masyarakat), maka, tidak ada penghisapan oleh manusia terhadap manusia
yang
lainnya, dan hubungan antara mereka
adalah setara, sama kuatnya dalam proses produksi.
Hubungan
manusia terhadap faktor-faktor produksi
menentukan tempat orang-orang menjadi
hubungan perkawanan
yang saling kerja sama dan saling membantu. Dimana orang menguasai
produksi,
menentukan cara/ metode bagaimana produk didistribusikan. Sebagai
contoh, dalam
sistem kapitalisme kaum borjuasi (yang memiliki faktor-faktor produksi)
memiliki seluruh hasil yang dikerjakan oleh para buruh, sementara itu
kebanyakan orang hidup dalam jurang
kemiskinan. Dalam sosialisme, dimana faktor-faktor produksi menjadi
milik rakyat (milik masyarakat), barang-barang konsumen didistribusikan
berdasarkan kerja yang telah disumbangkan oleh orang tersebut, dan
terus-menerus menghasilkan barang-barang dan standar hidup yang
berbudaya yang
pasti bagi semua orang-orang yang bekerja (pekerja). Ini yang dimaksud
dengan
hubungan produksi atau hubungan ekonomi diantara rakyat.
Ada
5 hubungan produksi yang mendasar yang kita ketahui :
1. Masyarakat Primitif à faktor pribadi
menjadi milik masyarakat
2. Perbudakan à faktor produksi
menjadi milik pribadi (pemilik budak)
3. Feodalisme à faktor produksi
menjadi milik pribadi (tuan tanah)
4. Kapitalisme à faktor produksi
menjadi milik pribadi (borjuasi/kapitalis)
5. Sosialisme (yang merupakan fase awal dari Komunisme)
à faktor produksi
menjadi milik masyarakat.
Kepemilikan pribadi atas faktor-faktor
produksi tersebut mengakibatkan masyarakat terbagi kedalam dua kelas
yang
bertentangan --mengakibatkan kontradiksi kelas, pertentangan yang tak
terdamaikan-- yaitu: pertentangan antara si penindas dan si
tertindas. Oleh karenanya,
perjuangan kelas dengan kekerasan adalah gambaran yang mendasar dari
sebuah
masyarakat Perbudakan, Feodalisme dan Kapitalisme. Hanya dalam
masyarakat Sosialis-lah dimana
terdapat kepemilikan bersama secara sosial terhadap faktor-faktor
propduksi dan
dimana tidak lagi ada perjuangan kelas, masyarakat akan terdiri dari
kelas-kelas yang bersahabat, yang rukun, yang damai dan penuh rasa
solidaritas
--kaum buruh dan tani, dan kaum intelektual
sebagai sebuah strata sosial.
Kekuatan
produktif
bersama-sama dengan hubungan produksi membentuk
corak produksi (mode of
production).
Walaupun Corak
Produksi memang menggambarkan gabungan
antara Kekuatan-2 Produktif dan Hubungan-2 Produksi, kekuatan-2
Produktif dan
Hubungan-2 Produksi adalah merupakan dua aspek yang terpisah. Dua hal
ini
saling berhubungan dan mempengaruhi. Keduanya berkembang dalam proses
peningkatan produksi.
Kekuatan-2
Produktif merupakan elemen yang paling mobil dalam Corak Produksi;
mereka
terus-menerus berubah, sebab manusia terus-menerus meningkatkan
alat-alat kerja
dan mengumpulkan pengalaman-2 dalam berproduksi. Sementara itu,
Hubungan-2
Produksi berkembang berdasarkan tingkat perkembangan Kekuatan-2
Produktif .
Jika
Hubungan-2 Produksi mengikuti tingkat Perkembangan Kekuatan-2
Produktif, maka ia berkembangan terus tanpa henti. Negara-2
Sosialis memberikan contoh mengenai ini, disana produksi
berkembang sangat cepat, tanpa
ada krisis dan pengangguran, karena ia berbasis pada kepemilikan
sosial
atas faktor-2 Produksi.
Jika
Hubungan-2 Produksi tidak mengikuti tingkat perkembangan Kekuatan-2
Produktif,
maka ia akan menghancurkan produksi. Contohnya adalah di negara-negara
kapitalis, prtoduksi berkembang lebih lambat, dan
jika terjadi krisis ekonomi maka akan mendorongnya mundur menjadi
terbelakang,
dimana jutaan orang di-PHK dan melahirkan ledakan pengangguran. Ini
terjadi
karena adanya kepemilikan pribadi atas faktor-2 produksi dan si
kapitalis
menghindari adanya perkembangan Kekuatan-2 Produktif lebih maju lagi.
Hubungan-2
Produksi dihasilkan oleh karakter Kekuatan-2
Produktifnya. Hukum ini yang
memberikan basis bagi adanya Revolusi
Sosial. Di saat Hubungan-2 Produksi tertinggal di belakang perkembangan
Kekuatan-2 Produktif, menjadi kadaluwarsa dan menghambat
perkembangannya, maka
ia tak terhindarkan akan diganti dengan yang baru. Dalam masyarakat yang
terbagi kedalam kelas-kelas yang bermusuhan maka Hubungan Produksi yang
lama
akan diganti dengan Hubungan-2 Produksi yang baru melalui Revolusi
Sosial.
Hanya
dalam Masyarakat Sosialis, dimana tidak ada pertentangan Kelas, dimana
Hubungan-2 Produksi berkembang tidak melalui Revolsui Sosial, tetapi
melalui
rencana yang disesuaikan dengan perkembangan-2
Kekuatan-2 Produktif.
Corak
Produksi
harus dibedakan dengan Basis Sosial. Basis Sosial
merupakan
total keseluruhan dari Hubungan-2 Produksi dalam masyarakat tertentu,
yang mana
hubunganya tergantung pada level Kekuatan-2 Produktinya. Basis Sosial
terdiri dari antagonistik dan
non-antagonistik.
Basis
tersebut menimbulkan adanya superstruktur dan mementukan
perkembangannya. Superstruktur tersebut antara lain: pandangan-pandangan
masyarakat dan lembaga-lembaga politik,
filsafat, peradilan, seni, agama/kepercayaan, dll.Dalam sebuah kelas
sosial
superstruktur tersebut kehilangan watak kelasnya. Dalam menyeragamkannya
dengan
ide-ide kelas penguasa membuat lembaga-lembaga untuk mempertahankan
kepentingannya.
Baik
basis maupun superstruktur hanya ada pada periode waktu tertentu. Jika
basisnya
berubah, maka superstruktur juga berubah. Hilangnya basis feodalisme dan
digantikannya dengan kapitalisme, membawa superstruktur feodalisme
digantikan
oleh superstruktur kapitalisme. Walaupun superstruktur secara
keseluruhan
tergantung pada basis, beberapa elemen dari superstruktur baru bisa
lahir dalam
masyarakat lama. Misalnya, dalam masyarakat
kapitalis telah muncul idiologi proletariat.
Corak
Produksi
bersama-sama dengan Superstruktur membentuk formasi
sosial-ekonomi. 5 Formasi
Sosial-ekonomi yang ada yang kita ketahui dalam sejarah :
1.
Kommunal-Primitif
2.
Perbudakan
3.
Feodalisme
4.
Kapitalisme
5.
Komunisme
(Sosialisme adalah fase pertama dari Komunisme)
Tiap-tiap
Formasi Sosial-ekonomi mempunyai ekonomi, pandangan-pandangan, ide-ide,
dan
lembaga-lembaga yang berbeda-beada.Perkembangan Formasi Sosial-ekonomi
ini
meningkat dari yang paling rendah (terbelakang) ke yang paling tinggi
(maju).
Lahir, berkembang dan hancurnya Formasi Sosial-ekonomi merupakan subyek
dari Hukum
Perkembangan Sosial.
Hukum
Ekonomi atas Perkembangan Sosial
Hukum
ekonomi membentuk basis
perkembangan masyarakat. Hukum ini menentukan berbagai macam hubungan
sosial-ekonomi diantara orang-orang (hubungan dalam produksi,
distribusi,
pertukaran dan konsumsi). Hukum alam dan Sosial merupakan gambaran umum
yang
obyektif, artinya: ia asli dan berjalan terus baik kita suka maupun
tidak.
Artinya: orang tidak bisa merubah, mentransforamsi ataupun menghentikan.
II. Corak Produksi
Kapitalisme
Hukum
Nilai --Hukum Ekonomi mengenai Produksi Komoditi: Persaingan dan
Anarkhisme
Produksi
Jika
kepemilikan pribadi yang berlaku, maka produksi komoditas-komoditas
dijalankan
secara spontan. Tidak ada lembaga yang ada untuk memberi indikasi bagi
produser
komoditi apa yang seharusnya dihasilkan dan seberapa banyak. Antara
wiraswasta dan petani tidak
mengkoordinasikan produksi mereka dengan para bisnisman yang lain atau
dengan
para konsumen. Yang terjadi adalah anarkhi, yakni: tanpa
perencanaan, penyakit
dalam produksi.
Anarkhisme
Produksi ditingkatkan oleh adanya persaingan, oleh perjuangan
pahit diantara para produser demi kondisi yang lebih baik bagi produksi
dan
penjualan, demi laba yang paling besar. Persaingan dan Anarkhisme
Produksi adalah
merupkan hukum dari produksi komoditi yang berbasis pada kepemilikan
pribadi.
Modal
dan Nilai Lebih: Upah dalam Sistem Kapitalisme
Kapitalsime
= adalah nama dari sistem sosial dimana tanah, pabrik-pabrik, dan
lain-lainnya
dimiliki oleh segelintir orang pemilik tanah dan kapitalis, sementara
sebagian
besar orang tidak memiliki kekayaan, atau sangat sedikit kekayaannya,
sehingga
dengan sendirinya harus menjadi buruh”.
Akumulasi
Kapital Primitif
Kondisi
dasar yang menyebabkan lahirnya kapitalisme: (1) adanya orang-orang yang
memiliki kebebasan pribadi tetapi tidak punya faktor-faktor produksi
atau alat
lainnya, dan karenaya menjual tenaga kerja mereka, dan (2) kosenstrasi
(pemusatan) faktor-faktor produksi dan sejumlah besar uang di tangan
individu-individu tertentu.
Munculnya
kapitalisme didorong oleh akumulasi primitif. Akumulasi
primitif tidak lain adalah proses sejarah bercerainya produsen dari
faktor-faktor
produksi. Akumulasi primitif ini dapat kita lihat seperti apa yang
terjadi di
Inggris, dimana para tuan tanah dengan paksa mengambil tanah umum milik
petani
bahkan sampai mengusir mereka dari rumah-rumah mereka. Lahirnya borjuasi
juga
berlangsung dengan pengambil alihan kekayaan negara dan gereja. Banyak
orang
menjadi gelandangan, pengemis dan preman.
Tenaga
Buruh Sebagai Komoditi
Tenaga
buruh adalah meliputi kemampuan fisik dan mental yang dimiliki
seseorang, yang
berguna setiap ia memproduksi barang. Nilai
tenaga buruh dihitung dalam bentuk uang, berupa upah.
Sebagai
komoditi, tentunya nilai tenaga kerja juga mempunyai nilai guna,
yang terdiri
dalam kapasitas buruh-upahan selama proses kerja untuk membuat nilai
yang lebih
besar dari pada nilai tenaga kerja dia. Kepemilikan atas tenaga
kerjalah yang merupakan sumber dari Nilai Lebih (surplus Value).
Produksi
Nilai Lebih. Penghisapan Kapitalis
Gambaran
spesifik dari proses kerja dalam kapitalisme:
(1) Buruh
bekerja
dibawah kontrol kapitalis yang mana sebagai pemilik kerja. Kapitalis
menentukan
apa yang harus diproduksi, berapa skalanya dan dengan cara bagaimana.
(2) Tidak hanya
tenaga kerja buruh yang dikuasai oleh kapitalis, tetapi juga produk
tenaganya.
Produksi
kapitalis adalah kombinasi dari pembuatan nilai-guna dan
proses pertumbuhan
nilai. Sifat tenaga kerja adalah mendua. Di satu sisi, ia
merupakan
tenaga kongkrit dan ia menghasilkan nilai-guna. Di sisi
lainnya, ia
merupakan tenaga abstrak dan ia menghasilkan nilai komoditas.
Bagi
kapitalis, produksi nilai-guna hanya berarti meraih tujuan dia.
Tujuan dan motif penguasaan produksi kapitalis tersebut adalah pembuatan
nilai
lebih.
Penghisapan
Kapitalis = Pencurian Nilai Lebih. Jumlah nilai lebih langsung
dimasukkan/digabungkan dengan modal (akumulasi modal).
Dua
Cara Peningkatan Penghisapan Terhadap Kelas Pekerja
(1) Dengan
perpanjangan jam kerja
(2) Dengan
pemotongan jam kerja, tapi dengan peningkatan produktifitas
Kontradiksi
Dasar dalam Kepitalisme
Kontradiksi
antara karakter sosial dalam produksi dan bentuk kepemilikan pribadi
atas hasil
produksi.Kontradiksi
dasar ini menggambarkan kontradiksi antara
Kekuatan-kekuatan produktif dengan hubungan
produksi kapitalisme. Jika sosialisasi produksi terus berkembang,
kapitalisme menajdi hancur. Untuk menggantinya, kepemilikan kapitalis
harus
dihapuskan, diganti kepemilikan sosial.
Krisis
Ekonomi
Sebab
dasar krisis ekonomi adalah over-produksi, yang ditandai dengan lesunya
perdagangan,
kelebihan komoditas di pasar, macetnya pabrik-pabrik, dan banyaknya
PHK..
Apakah ini berarti kelebihan barang, makanan, dan lain-lain? TIDAK!
Over-produksi tersebut TIDAK ABSOLUT, tetapi RELATIF. Ini adalah akibat
dari
komoditi yang hanya dibandingkan terhadap permintaan
efektif tapi tidak dibandingkan dengan permintaan
aktual masyarakat.
Permintaan
efektif = jumlah yang dibeli oleh masyarakat
Permintaan
aktual =kebutuhan masyarakat terhadap suatu komoditas.
Permintaan
(kebutuhan) masyarakat terhadap barang tidak menurun jika terjadi
krisis,
tetapi terjadi penurunan secara tajam daya beli rakyat.
Over-produksi
adalah kontradiksi mendasar kapitalisme-kontradiksi antara watak sosial
produksi dan bentuk kepemilikan pribadi oleh kapitalis terhadap hasil
produksi.
Imperialisme
Imperialisme
adalah bentuk tertinggi dari kapitalisme. Gambaran umum imperialisme:
(1) Kosentrasi
produksi dan Monopoli
Terjadi kosentrasi di induk-induk
imperialis dan adanya monopoli yang diakibatkan menangnya persaingan
modal
besar terhadap modal kecil
(2) Modal
Financial
dan Oligarkhi Financial
Uang
telah menjadi komoditas dan lahirnya sekelompok kecil pemilik modal yang
bisa
mempunyai kekuasaan penuh. Di Amerika dan Inggris, misalnya, pengusaha
besar
bisa mengatur negara. Di dunia : IMF bisa mengatur kebijakan ekonomi
hampir
semua negara.
(3) Ekspor
Modal dan adanya teritori ekonomi yang
membagi-bagi bumi
Dalam
rangka persaingan, akhirnya harus ada perebutan wilayah. Dulu bentuknya
dengan
penjajahan-penjajahan, sekarang bentuknya adalah blok-blok ekonomi
seperti :
Uni Eropa, AFTA, NAFTA, APEC, dll.
0 komentar:
Posting Komentar