ALIANSI MAHASISWA TOLAK KOMERSIALISASI PENDIDIKAN

>> Selasa, 13 September 2011



 REPORT 12- SEPTEMBER -2011

Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Tolak Komersialisasi Pendidikan, melakukan aksi demonstrasi di depan kantor Gubernur Kalimantan Timur, Jalan Gajah Mada, Samarinda, Senin (12/09/2011).


Dalam aksi yang diawali dengan long march dari simpang Mall Lembuswana menuju kantor Gubernur, para mahasiswa menuntut penghapusan Dana Pengembangan Fakultas (DPF) dan Dana Pengembangan Akademik (DPA) bagi setiap mahasiswa baru (maba), sejak tahun 2008 lalu.
Menurut mereka dari tahun ke tahun tidak ada penambahan fasilitas serta sarana dan prasarana penunjang perkuliahan. Padahal untuk tahun 2011 saja Unmul mendapatkan dana hibah Rp. 100 miliar dari APBD murni yang dialokasikan untuk penyelesaian delapan bangunan.
“Kemana perginya dana-dana tersebut? Mengapa setiap tahun Unmul masih saja meminta DPF kepada setiap maba? Padahal realisasi pembangunannya saja belum dapat dirasakan oleh mahasiswa-mahasiswa pembayar DPF tahun-tahun sebelumnya. Bahkan gedung-gedung perkuliahan yang dijanjikan tidak juga dapat segera digunakan,” kata Yoyok  Koordinator Aksi.
Setelah sekitar satu jam  berorasi dan sempat melakukan aksi mendorong pagar kantor Gubernur yang dijaga oleh aparat kepolisian dan Satpol PP provinsi Kaltim, akhirnya 5 orang perwakilan aliansi mahasiswa diterima oleh pemprov kaltim, untuk melakukan dialog terbuka di ruang rapat lantai 4 kantor Gubernur.
Dalam dialog yang dipimpin oleh Assisten III bidang kesejahteraan masyarakat Setda Provinsi Kaltim, H. Sutarnyoto. koordinator aksi menyampaikan tuntutan mereka kepada Pemprov Kaltim. “Kami dengan tegas menolak komersialisasi pendidikan di Unmul, dan kami meminta pemprov mengevaluasi dana hibah yang diberikan kepada Unmul dan juga mengintervensi Unmul perihal transparansi dana kampus,” tutur Yoyok.
Menanggapi hal tersebut, H. Sutarnyoto mengatakan bahwa pemprov Kaltim selaku kepanjangan tangan pemerintah pusat di daerah berjanji akan menyampaikan aspirasi dan tuntutan dari mahasiswa. “Kami (pemprov) berjanji akan menyampaikan Aspirasi dan tuntutan adik-adik mahasiswa kepada pemerintah pusat dan Unmul serta DPRD Kaltim. Namun untuk mencampuri kebijakan di Unmul kami tidak mempunyai wewenang disana. Semua wewenang pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional,” jelas Sutarnyoto.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut antara lain adalah Staf Ahli Gubernur bidang pendidikan, Bohari Yusuf, Kaban Kesbangpol Kaltim, H. Hasyim Mi’radje, perwakilan Biro Sosial Setda Provinsi Kaltim, serta aparat kepolisian dari Polresta Samarinda.
Setelah pertemuan tersebut perwakilan aliansi mahasiswa kembali ke kelompok mereka untuk menyampaikan hasil dialog, dan mereka membubarkan aksi unjuk rasa dengan tertib.










Read more...
PEMBEBASAN SAMARINDA. Diberdayakan oleh Blogger.
Copyright © 2011. PEMBEBASAN Kolektif Wilayah Kalimantan Timur . All Rights Reserved
Design by Ikhsanhafiyudin | Blog
ihzone.web.id